Minggu, 19 Juni 2011

LAPORAN EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
REGENERASI
Tanggal praktikum : 13 Mei 2011
Tujuan : Untuk menunjukkan kompetensi regenerasi suatu hewan dari aspek
morfologi dan pertumbuhan dengan hewan percobaan larva katak
(Kecebong).

A. HASIL PENGAMATAN
REGENERASI
No Tanggal/Waktu DO ppm pH SUHU 0 C
1 13 Mei 2011 (4 sore) - 7 28
2 14 Mei 2011 (9 pagi) - 7 28
3 15 Mei 2011 (11 siang) - 7 29
4 16 Mei 2011 (1 siang) - 7 27
5 17 Mei 2011 (8 pagi) - 7 28
6 18 Mei 2011 (7 malam) - 7 28
7 19 Mei 2011 (6 pagi) - 7 29
8 20 Mei 2011 (12 siang) - 7 28
9 21 Mei 2011 (10 pagi) - 7 27
10 22 Mei 2011 (2 siang) - 7 28
11 23 Mei 2011 (3 sore) - 7 28
12 24 Mei 2011 (9 pagi) - 7 27
13 25 Mei 2011 (9 pagi) - 7 27
14 26 Mei 2011 (2 siang) - 7 27






A. Larva dengan ekor diamputasi tegak
Paramater morfologi Besar perubahan pada hari kronologik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Penutupan luka % 40 % 48 % 51 % 65 % 75 % 88 % 100 % - - - - - - -
2 Blastemasi 1 % 1 % 2 % 5 % 10 % 12 % 18 % - - - - - - -
3 Bentuk blastema (gambar) - - - - - - - - - - - - - -
4 Pigmentasi Bening bening Bening Abu Abu tua Abu tua - - - - - - -
5 Pembentukan sirip - - - - - - - - - - - - -
6 Panjang ekor reagen (mm) 0.1 0.3 0.5 0.6 0.8 1 1 - - - - - - -
7 Panjang ekor total (mm) 5.1 5.4 5.9 6,4 7 7.8 8.6 - - - - - - -




B. PEMBAHASAN
Regenerasi adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang rusak. Regenerasi berlangsung selama perkembangan pasca embrio melalui proses tumbuh dan diferensiasi pada jaringan sekitar luka, sehingga permukaan luka tertutup epidermis serta jaringan dibawahnya membentuk jaringan baru. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tidak akan ada yang sempurna.
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.
Pemanfaatan dunia sains yang berbasis teknologi sangatlah penting artinya dalam pengembangan berbagai peristiwa regenerasi. Hal ini dikarenakan karena kondisi peristiwa regenerasi ini untuk melakukan hal yang terbaik, oleh karena itu pada praktikum ini akan diketahui sejauh mana makhluk hidup melakukan proses regenerasi dengan mengambil contoh padea hewan aquatik yaitu ikan. Dengan mempelajari karakteristik dan ciri lain pada regenerasi ini diharapkan bagi kehidupan manusia.
Regenerasi meliputi tiga cara. Pertama lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati manusia (Sounder, 1982).
Menurut Yatim (1993 : 25), bahwa proses regenerasi sebagai berikut :
• Darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi.
• Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
• Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
• Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
• Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.
Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
 System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi.
Menurut Adnan (2004 : 3), bahwa regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan .
3. Pembentukan blastema.
4. Morfologi dan redeferensiasi.
Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi.
Factor-faktor penghambat regenerasi sel, yaitu :
 Pemasukan nutrisi essensial (AAE) rendah, karena pemanasan suhu yang tinggi sekitar 900
 Pemasukan toxin tinggi yang merusak sel, sumber-sumber toxin antara lain:
External
• Zat aditif (perasa, pewarna, pengawet, pengembang, pengenyal)
• Polusi udara, air , pestisida, kaporit
• Obat-obatan
Kompotensi regenerasi pada hewan berbeda-beda, jelaskan secara singkat faktor-faktor perkembangan perbedaan tersebut. Definisikan pengertian blastema, apakah setiap terjadi regenerasi selalu di dahului dengan kemunculan blastema Bentuk dan ukuran organ regenerasi umumnya serupa dengan organ asalnya, mengapa demikian dan bagaimana anomali hypodaktili dan hiperdaktili dapat terjadi pada regenerasi kaki katak

Diskusi
1. Kompotensi regenerasi pada hewan berbeda-beda, jelaskan secara singkat faktor-faktor perkembangan perbedaan tersebut ?
Jawab : . Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.

2. Definisikan pengertian blastema, apakah setiap terjadi regenerasi selalu di dahului dengan kemunculan blastema ?
Jawab : Iya, Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
3. Bentuk dan ukuran organ regenerasi umumnya serupa dengan organ asalnya, mengapa demikian dan bagaimana anomali hypodaktili dan hiperdaktili dapat terjadi pada regenerasi kaki katak?
Jawab :
4. Berasal dari jaringan manakah sirip ekor pada larva katak ? Dapatkah sirip itu terbentuk sempurna bila ekor di amputasi dan mengapa tidak terjadi anomali ?
Jawab :
5. Apakah morfogen itu ? Mengapa dengan morfogen ekor larva katak yang diamputasi dapat tumbuh dan berkembang menjadi kaki ?menurut dugaan saudara apak ah kejadian tersebut dapat bermanfaatbagi manusia
Jawab :
6. Apakah yang dimaksud dengan degenerasi, dapatkah konsep regenarasi diterapkan untuk mengatasi penyakit degenerasi tersebut ?
Jawab :

C. KESIMPULAN
Dari hasil pegamatan kelompok kami, bahwa dapat terlihat jelas sirip katak sebelah kanan yang kami teliti mengalami regenerasi dan setiap harinya mengalami perpanjangan. Tetapi pada hari ke-11 kami tidak dapat meneliti lagi berapa panjang dari siripkecebong tersebut, halinidi karena pada hari tersebut kecebong-kecebong itu mati. Kecebong yang mati ini munDalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ.
Regenerasi adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang rusak. Regenerasi berlangsung selama perkembangan pasca embrio melalui proses tumbuh dan diferensiasi pada jaringan sekitar luka, sehingga permukaan luka tertutup epidermis serta jaringan dibawahnya membentuk jaringan baru. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tidak akan ada yang sempurna.
Menurut Yatim (1993 : 25), bahwa proses regenerasi sebagai berikut :
 Darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi.
 Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
 Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
 Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
 Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.

Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
 System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi.


DAFTAR PUSTAKA
• http ://id.wikipedia.com
• Anonim, 2007. Regenerasi. http://www.Biologi.co.id. Diakses tanggal 25 desember 2007
• Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi ke- 5 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
• Yatim, W. 1993. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar