Minggu, 19 Juni 2011

LAPORAN EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
REGENERASI
Tanggal praktikum : 13 Mei 2011
Tujuan : Untuk menunjukkan kompetensi regenerasi suatu hewan dari aspek
morfologi dan pertumbuhan dengan hewan percobaan larva katak
(Kecebong).

A. HASIL PENGAMATAN
REGENERASI
No Tanggal/Waktu DO ppm pH SUHU 0 C
1 13 Mei 2011 (4 sore) - 7 28
2 14 Mei 2011 (9 pagi) - 7 28
3 15 Mei 2011 (11 siang) - 7 29
4 16 Mei 2011 (1 siang) - 7 27
5 17 Mei 2011 (8 pagi) - 7 28
6 18 Mei 2011 (7 malam) - 7 28
7 19 Mei 2011 (6 pagi) - 7 29
8 20 Mei 2011 (12 siang) - 7 28
9 21 Mei 2011 (10 pagi) - 7 27
10 22 Mei 2011 (2 siang) - 7 28
11 23 Mei 2011 (3 sore) - 7 28
12 24 Mei 2011 (9 pagi) - 7 27
13 25 Mei 2011 (9 pagi) - 7 27
14 26 Mei 2011 (2 siang) - 7 27






A. Larva dengan ekor diamputasi tegak
Paramater morfologi Besar perubahan pada hari kronologik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Penutupan luka % 40 % 48 % 51 % 65 % 75 % 88 % 100 % - - - - - - -
2 Blastemasi 1 % 1 % 2 % 5 % 10 % 12 % 18 % - - - - - - -
3 Bentuk blastema (gambar) - - - - - - - - - - - - - -
4 Pigmentasi Bening bening Bening Abu Abu tua Abu tua - - - - - - -
5 Pembentukan sirip - - - - - - - - - - - - -
6 Panjang ekor reagen (mm) 0.1 0.3 0.5 0.6 0.8 1 1 - - - - - - -
7 Panjang ekor total (mm) 5.1 5.4 5.9 6,4 7 7.8 8.6 - - - - - - -




B. PEMBAHASAN
Regenerasi adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang rusak. Regenerasi berlangsung selama perkembangan pasca embrio melalui proses tumbuh dan diferensiasi pada jaringan sekitar luka, sehingga permukaan luka tertutup epidermis serta jaringan dibawahnya membentuk jaringan baru. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tidak akan ada yang sempurna.
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.
Pemanfaatan dunia sains yang berbasis teknologi sangatlah penting artinya dalam pengembangan berbagai peristiwa regenerasi. Hal ini dikarenakan karena kondisi peristiwa regenerasi ini untuk melakukan hal yang terbaik, oleh karena itu pada praktikum ini akan diketahui sejauh mana makhluk hidup melakukan proses regenerasi dengan mengambil contoh padea hewan aquatik yaitu ikan. Dengan mempelajari karakteristik dan ciri lain pada regenerasi ini diharapkan bagi kehidupan manusia.
Regenerasi meliputi tiga cara. Pertama lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati manusia (Sounder, 1982).
Menurut Yatim (1993 : 25), bahwa proses regenerasi sebagai berikut :
• Darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi.
• Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
• Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
• Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
• Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.
Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
 System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi.
Menurut Adnan (2004 : 3), bahwa regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan .
3. Pembentukan blastema.
4. Morfologi dan redeferensiasi.
Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi.
Factor-faktor penghambat regenerasi sel, yaitu :
 Pemasukan nutrisi essensial (AAE) rendah, karena pemanasan suhu yang tinggi sekitar 900
 Pemasukan toxin tinggi yang merusak sel, sumber-sumber toxin antara lain:
External
• Zat aditif (perasa, pewarna, pengawet, pengembang, pengenyal)
• Polusi udara, air , pestisida, kaporit
• Obat-obatan
Kompotensi regenerasi pada hewan berbeda-beda, jelaskan secara singkat faktor-faktor perkembangan perbedaan tersebut. Definisikan pengertian blastema, apakah setiap terjadi regenerasi selalu di dahului dengan kemunculan blastema Bentuk dan ukuran organ regenerasi umumnya serupa dengan organ asalnya, mengapa demikian dan bagaimana anomali hypodaktili dan hiperdaktili dapat terjadi pada regenerasi kaki katak

Diskusi
1. Kompotensi regenerasi pada hewan berbeda-beda, jelaskan secara singkat faktor-faktor perkembangan perbedaan tersebut ?
Jawab : . Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.

2. Definisikan pengertian blastema, apakah setiap terjadi regenerasi selalu di dahului dengan kemunculan blastema ?
Jawab : Iya, Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
3. Bentuk dan ukuran organ regenerasi umumnya serupa dengan organ asalnya, mengapa demikian dan bagaimana anomali hypodaktili dan hiperdaktili dapat terjadi pada regenerasi kaki katak?
Jawab :
4. Berasal dari jaringan manakah sirip ekor pada larva katak ? Dapatkah sirip itu terbentuk sempurna bila ekor di amputasi dan mengapa tidak terjadi anomali ?
Jawab :
5. Apakah morfogen itu ? Mengapa dengan morfogen ekor larva katak yang diamputasi dapat tumbuh dan berkembang menjadi kaki ?menurut dugaan saudara apak ah kejadian tersebut dapat bermanfaatbagi manusia
Jawab :
6. Apakah yang dimaksud dengan degenerasi, dapatkah konsep regenarasi diterapkan untuk mengatasi penyakit degenerasi tersebut ?
Jawab :

C. KESIMPULAN
Dari hasil pegamatan kelompok kami, bahwa dapat terlihat jelas sirip katak sebelah kanan yang kami teliti mengalami regenerasi dan setiap harinya mengalami perpanjangan. Tetapi pada hari ke-11 kami tidak dapat meneliti lagi berapa panjang dari siripkecebong tersebut, halinidi karena pada hari tersebut kecebong-kecebong itu mati. Kecebong yang mati ini munDalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ.
Regenerasi adalah hewan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang rusak. Regenerasi berlangsung selama perkembangan pasca embrio melalui proses tumbuh dan diferensiasi pada jaringan sekitar luka, sehingga permukaan luka tertutup epidermis serta jaringan dibawahnya membentuk jaringan baru. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tidak akan ada yang sempurna.
Menurut Yatim (1993 : 25), bahwa proses regenerasi sebagai berikut :
 Darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi.
 Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
 Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
 Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
 Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.

Menurut Sudarwati (1990 : 59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
 System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi.


DAFTAR PUSTAKA
• http ://id.wikipedia.com
• Anonim, 2007. Regenerasi. http://www.Biologi.co.id. Diakses tanggal 25 desember 2007
• Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi ke- 5 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
• Yatim, W. 1993. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito

LAPORAN EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
METAMORFOSIS (DROSOPHILLA)
Tanggal praktikum : 6 Mei 2011
Tujuan : Mempelajari fenomena pengontrolan tiroksin pada metamorphosis Drosophila dan penanganan ligaturasi pada metamorphosis lalat buah (Drosophila)


A. HASIL PENGAMATAN
Tahapan Ukuran (mm) dan hasil pengamatan lainnya Umur (hari/jam) Gambar / Foto
Telur Sejak pengumpulan hari jum’at, tanggal 6 Mei jam 16.00, belum terjadi perubahan apapun. Lalat buah tak ada yang hinggap satu pun. Tapi keesokan harinya tumbuh telur. Selasa, 10 Mei 2011 jam 16.00

Larva instar I
Sudah mulai tumbuh banyak larva yang menembus ke media agar.
Rabu, 11 Mei 2011 jam 16.00


Larva Instar II
Masih sama seperti diatas, larva mulai berkembang menjadi larva instar II terlihat adanya warna hitam
Kamis, 12 Mei 2011 jam 13.00

Larva Instar III
Larva terus bertambah banyak, berwarna hitam yang terdapat pada media agar. terlihat adanya warna hitam.
Jumat, 13 Mei 2011 jam 16.00


Prepupa Prepupa yang terbentuk pun banyak menempel pada kain kasa yang telah tersedia. Warna krem agak transparan.
Sabtu, 14 Mei 2011 jam 16.00
Pupa
Pupa pun banyak yang akan siap menjadi imago menumpuk pada kain kasa. Warna lebih coklat dari pada prepupa
Senin, 16 Mei 2011 jam 16.00


Imago
Pupa berubah menjadi imago yang sempurna. Induk dikeluarkan, lalu tumbuhlah imago berjumlah 8 ekor. Jumat, 20 Mei 2011 jam 16.00



Gambar di lihatdi Mikroskop

Bagian Anterior
Bagian Posterior
Larva Larva saat di ikat Menggunakan Rambut

Pengaruh Ligaturasi terhadap Metamorfosis Drosophila
No Urut Cara Ligaturasi Jumlah larva hidup Jumlah larva mati keterangan
1 Kontrol 10 0 Hidup semua
2 Ligaturasi 8 2 Karena terlalu kencang pada saat pengikatan

B. PEMBAHASAN
Metamorphosis adalah perubahan bentuk dan struktur yang terjadi secara bertahap pada proses perkembangan hewan setelah menetas. Perubahan tersebut umumnya dipengaruhi oleh aktivitas hormone. Selain hormone pertumbuhan dan perkembangan, metamorphosis juga diikuti dengan perubahan fisiologi, biokimia dan tingkah laku hewan. Menurut redaksi lain metamorphosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan diferensiasi sel.
Hasil pengamatan kami dapat diketahui bahwa larva drosophila sp berbentuk seperti belatung yang berwarna putih pucat. Larva tersebut kami liat di mikroskop sangat terlihat jelas.
Drosophila memiliki cirri-ciri morfologi yang berdeba antara jantan dan betinanya.Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.
Pada drosophila ditemuka 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama,tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing.
Klasifikasi drosophila
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Drosophilidae
Subfamily : Drosophilinae
Genus : Drosophila
Species : Drosophila sp
Perkembangannya di mulasi sejak proses fertilisasi terjadi, dibedakan menjadi 2 proses yaitu : Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
Factor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup pada drosophila yaitu :
• Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
• Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur- telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina
• Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. PadaDrosophila
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat)
individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
• Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap

C. Kesimpulan
Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap,dan berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti LUV ataupun kaca pembesar.
Pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
Drosophila memiliki cirri-ciri morfologi yang berdeba antara jantan dan betinanya.Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.
Factor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup pada drosophila yaitu :
 Suhu Lingkungan
 Ketersediaan Media Makanan
 Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
 Intensitas Cahaya


DAFTAR PUSTAKA

• Tim Pengajar, 20011. Penuntun Praktikum Embriologi. Bandung : Prodi Pendidikan Biologi
• Anonim, 2007. Regenerasi. http://www.Biologi.co.id. Diakses tanggal 25 desember 2007
• Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi ke- 5 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
• Yatim, W. 1993. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito
lagi mencari judul skripsi...

Sabtu, 12 Maret 2011

hipokalemia


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar belakang masalah

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberi semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Apabila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang didatangkan dari makanan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasannya makanan aapabila tidak dipilih dengan baik akan mengakibatkan gangguan-gangguan sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit yang tidak diinginkan. Seperti pada contoh penyakit yang timbul akibal pola makan yang tidak teratur adalah penyakit hipokalemia (rendah kalium) yang disebabkan oleh Ginjal yang tidak normal sehingga ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
Dari pengertian dan juga penyebab yang sudah dijelaskan diatas, penulis tergugah hatiya untuk menjelaskan dengan jelas tentang penyakit hipokalemia (rendah kalium) yang akan diterangkan dalam pembahasan dibawah ini.

B.            Rumusan masalah
Setelah melihat latar belakang diatas, penulis mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana deskripsi tentang penyakit hipokalemia (rendah kalium)?
2.             Apa sajakan bahan makanan yang dianjurkan dan harus dihindari oleh penderita?
3.             Bagaimana menyusun menu makanan dan porsinya yang baik untuk dikonsumsi oleh penderita? 

C.           Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Bagaimana deskripsi tentang penyakit hipokalemia (rendah kalium); Apa sajakan bahan makanan yang dianjurkan dan harus dihindari oleh penderita; dan mengetahui Bagaimana menyusun menu makanan dan porsinya yang baik untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit hipokalemia tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Deskripsi Hipokalemia
1.             Pengertian hipokalemia
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

2.             Gejala Hipokalemia
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

3.             Penyebab Hipokalemia
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.

4.             Pencegahan atau Pengobatan
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari. Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.

B.            Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari
v   Bahan Makanan yang Dianjurkan
1.    Sumber karbohidrat; Beras giling, bihun, misoa, veronicelli, beras merah, macroni, dan roti putih.
2.    Sumber protein hewani; daging babi, merah telur bebek, telur ayam, merah telur ayam, dan paru-paru sapi.
3.    Minyak, margarine, dan gula.
v   Bahan Makanan yang Dibatasi
1.    Beras setengah giling dan ketan;
2.    Ayam, bebek, daging domba, daging kelinci, ekor sapi, ginjal, ham, hati ayam, ikan, lidah, telur bebek, udang dan usus halus sapi;
3.    Kacang tanah, kacang kedele hitam, keju kacang tanah, dan tahu;
4.    Ketimun, slada, belimbing, nanas, sawo manila, anggur, apel hijau, arbey, dan jeruk.
v   Bahan makanan yang harus dihindari
1.    Sumber karbohidrat; havermounth, kentang, tepung tapioka, umbi kuning, umbi putih, dan jagung kuning;
2.    Sumber protein hewani; danging sapi, sarden, dan ikan tongkol;
3.    Sumber protein nabati; kacang hijau, kacang kedele, kacang mede, dan kacang merah.

C.           Menu Makanan dan Porsinya
Keterangan:
Jenis Kelamin              : Perempuan
Umur                           : 32 Tahun
Tinggi badan               : 160 cm
Berat badan                 : 55 kg
Aktifitas                      : Sedang (1,70)
Perhitungan komposisi makanan menurut kadar WHO:
Angka Metabolisme Basal
AMB   = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)
            = 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 160) - (4,7 x 32)
            = 655 + 528 + 288 – 150
            = 1321 kal/hari
Aktifitas
            = factor aktifitas x AMB
            = 1,70 x 1321
            = 2245,7 kkal/hari
            = 2246 kkal/hari
KH      = 1321 x 65%
= 859/4
= 215 kal/hari
L         = 1321 x 25%
            = 330/9
            = 37 kal/hari
P          = 1321 x 10%
            = 132/4
            = 33 kal/hari

Waktu
Menu makanan
Berat (g)
Urt
Jumlah kal/hari
Pagi
Bihun goreng
Telur dadar
sosis
Minyak kelapa
Susu cair manis
50
50
50
10
        200
½ gls
1 btr
½ ptg sdg
2 sdt
1 gls
175
75
75
100
75
Jam 10.00
Air jeruk
-       Jeruk
-       Gula
-       Air
Roti putih

110
26
-
23,3

2 bh
2 sdm
-
1 ptg sdg

50
100
-
58,3
Siang
Nasi tim
Ayam
Sayuran
-       Bayam
-       wortel
-       Air
Tahu
Minyak kelapa
Belimbing
Air putih
200
30

50
25
-
65
10
140
-
1 gls
1 bh sdg

½ gls
¼ gls
-
1 bj kcl
2 sdt
1 bh
-
175
75

12,5
6,25
-
37,5
100
50
-
Jam 16.00
Puding roti putih
-          Agar-agar
-          Roti putih
-          Gula
-          Santan
Mangga

-
35
26
40
90

-
2 ptg sdg
2 sdm
1/3 gls
¾ bh bsr

-
87,5
100
50
50
Malam
Nasi tim
Tempe
Cah labu siam
Daging sapi
Minyak kelapa
Melon
Air putih
200
25
50
17,5
10
90
-
1 gls
1 ptg sdg
½ gls
½ ptg sdg
2 sdt
¾ bh bsr
-
175
37,5
12,5
37,5
100
50
-
Jam 21.00
Bubur kacang hijau
-       Kacang hijau
-       Santan
-       Gula
-       Air
Roti putih

40
20
39
-
23,3

4 sdm
1/6 gls
3 sdm
-
1 ptg sdg

150
25
150
-
58,3
Jumlah



2247,85
2248



LAMPIRAN

















BAB III
SIMPULAN
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral.
Setelah kami menghitung kadar makanan yang baik dikonsumsi oleh perempuan ( BB = 55 kg, TB = 160 cm) dengan umur 32 tahun didapatkan pola menu sehari berdasarkan kandungan energi yaitu sekitar 1321 kal/hari dengan komposisi;
KH      = 215 kal/hari
Lemak = 37 kal/hari
Protein = 33 kal/hari.






DAFTAR PUSTAKA